Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan tahap pertama dalam proses pendidikan yang sangat berperan dalam membentuk dasar kemampuan anak, baik secara fisik, kognitif, sosial, maupun emosional. Pada tahap ini, otak anak berkembang dengan pesat, sehingga segala rangsangan dan pengalaman yang diperoleh anak akan sangat mempengaruhi perkembangan otak mereka. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam hal perkembangan otaknya.
Perkembangan Otak Anak di Usia Dini
Pada usia 0 hingga 6 tahun, otak anak mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Menurut peneliti pada tahapan usia ini anak memiliki kemampuan dalam berpikir, memecahkan masalah, berbicara serta berbagai keterampilan kognitif dan sosial lainnya. Selain itu, saat fase ini, anak-anak sangat peka terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan sekitar mereka, seperti orang tua, teman sebaya, maupun melalui berbagai media edukatif yang sesuai. Oleh karena itu, guna mendukung tumbuh kembang anak, dibutuhkan peran pendidikan anak usia dini (PAUD) yang mengedepankan stimulasi positif untuk memberikan dampak besar terhadap perkembangan otak anak.
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini memberikan berbagai manfaat yang sangat penting untuk perkembangan otak anak. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Pendidikan anak usia dini yang baik dapat membantu anak mengembangkan kemampuan kognitif mereka, seperti memori, perhatian, dan kemampuan berpikir logis. Kegiatan bermain yang terstruktur, seperti menyusun puzzle atau mengenal bentuk dan warna, dapat merangsang otak anak untuk berpikir dan memecahkan masalah.
2. Membentuk Keterampilan Sosial dan Emosional
Pendidikan anak usia dini tidak hanya fokus pada perkembangan intelektual, tetapi juga sosial dan emosional anak. Melalui interaksi dengan teman-teman sebayanya, anak belajar berbagi, bergiliran, dan bekerja sama. Keterampilan sosial ini sangat penting untuk membantu anak beradaptasi dengan lingkungan sosial mereka kelak.
3. Mengurangi Risiko Keterlambatan Perkembangan
Anak yang mengikuti program pendidikan usia dini cenderung memiliki perkembangan yang lebih optimal dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan pendidikan pada usia dini. Melalui PAUD, anak mendapatkan stimulasi yang tepat yang dapat mengurangi risiko keterlambatan perkembangan, baik dalam hal berbicara, motorik, maupun kemampuan sosial.
4. Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Di usia dini, kemampuan bahasa anak berkembang sangat cepat. Interaksi verbal dengan orang dewasa, seperti orang tua atau pengasuh, sangat membantu dalam membentuk kemampuan bahasa anak. Pendidikan yang melibatkan percakapan, mendongeng, atau membaca buku dapat merangsang perkembangan kosakata anak serta keterampilan berbahasa lainnya. Selain dari bahasa verbal, pengajar di PAUD juga bercerita dengan gestur sehingga anak mendapatkan kosa kata tambahan dengan non verbal yang dilakukan, seperti saat bercerita tentang ekspresi senyum pengajar tersenyum, dari sini anak dapat mengartikan apa makna kata senyum.
5. Meningkatkan kesiapan anak untuk sekolah
Setelah mendapatkan pengembangan yang sesuai dan mendapatkan gambaran dari pengalaman seru saat di PAUD, hal ini akan memicu motivasi dalam diri anak. Dorongan dari diri anak lah yang nantinya membantu tahap transisi anak masuk TK dan seterusnya jadi lebih mudah. Oleh karena itu, penting untuk orang tua serta sekolah bekerja sama dalam membuat kesan yang baik pada anak tentang duna pendidikan.
Pendidikan anak usia dini merupakan investasi yang sangat berharga untuk masa depan anak. Melalui PAUD, anak-anak memperoleh stimulasi yang diperlukan untuk perkembangan otak mereka, yang akan memengaruhi kecerdasan, keterampilan sosial, dan kemampuan emosional mereka di kemudian hari. Oleh karena itu, orang tua dan masyarakat harus menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang berkualitas sejak dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan siap menghadapi tantangan masa depan.
REFERENSI
Allee. K. A., Clark. M. H., Bai. H., Roberts. S. K. (2022). Direct and Indirect Impacts of Voluntary Pre-Kindergarten on Kindergarten Readiness and Achievement. Early Child Educ J. doi: 10.1007/s10643-022-01436-w.
Fitriani, D. N., & Ummah, E. S. (2023). Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Sttpa Usia 0-6 Tahun. Prosiding Lokakarya Pendidikan Islam Anak Usia Dini IAIN Ponorogo. 3. 111-116.
Harden. B. J., Brett. B. E., Gross. J. T., Weiland. C., Berne. J., Klein. E. L., Tirrel-Corbin. C. (2023). Benefits of pre-kindergarten for children in Baltimore, MD. Early Childhood Research Quarterly.
Kvintova. J., Kremenkova. L., Cuberek. R., Petrova. J., Stuchlikova. I., Dobesova-Cakirpaloglu. S., Pugnerova. M., Balatova. K., Lemrova. S., Viteckova. M., Plevova. I. (2022). Preschoolers’ Attitudes, School Motivation, and Executive Functions in the Context of Various Types of Kindergarten. Front Psychol. doi: 10.3389/fpsyg.2022.823980.
McKinnon. R D., & Blair. C. (2018). Family Life Project Investigators. Does early executive function predict teacher-child relationships from kindergarten to second grade? Dev Psychol. 54(11). doi: 10.1037/dev0000584.
O’Farrelly, C., Booth, A., Tatlow-Golden, M., & Barker, B. (2019). Reconstructing readiness: Young children’s priorities for their early school adjustment. Early Childhood Research Quarterly.doi:10.1016/j.ecresq.2018.12.001
Papalia, D., & Martorell, G. (2021). Experience human development (14th Ed.). McGraw: Newyork.
Penulis: Aliya Fadilah Syukri, S.Psi
Ditinjau Oleh: Kezia Febriana, S.T., MSc